Amerika Serikat Takut Dengan China ?

Perkembangan pesat yang terjadi di China pada segala bidang membuat Amerika Serikat mulai risih. Silahkan baca terlebih dahulu tulisan sebelumnya disini

Tentu saja jika perkembangan pesat yang terjadi di China terus berlanjut akan menjadi sebuah ancaman bagi posisi Amerika Serikat sebagai negara adidaya, paling tidak untuk kawasan Asia. Menanggapi ini pakar soal China di lembaga kajian internasional , Douglas,  lebih bersikap diplomatis.

Berikut kutipan wawancara Douglas dengan vivanews:

Peran China dalam tatanan dunia saat ini meningkat, terutama di wilayah Asia Tenggara. Apakah China akan menggeser posisi Amerika Serikat di kawasan ini?

Saya kira tidak. AS tidak akan meninggalkan wilayah ini. AS punya kepentingan yang besar di Asia Tenggara. Peran China kali ini persis seperti yang pernah mereka capai beberapa abad lalu. Mereka berada di posisi yang sangat penting di wilayah ini. China telah berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir, banyak orang yang mengatakan perkembangan pesat ini masih akan terus berlanjut.

Namun, kita perlu mengambil pelajaran dari Jepang, dan negara-negara lainnya. Jepang pada 1980 juga mengalami peningkatan pesat. Semua orang mengatakan Jepang akan menjadi negara superpower berikutnya. Tapi akhirnya mereka mengalami keterbatasan dalam kemampuan ekonomi dan perkembangan sosial.China juga segera akan mengalami masalah serupa. Pertama karena sifat perkembangan ekonomi yang hanya bergantung pada investor. Ini tak bisa mereka lakukan selamanya. Investasi di China mencapai 55 persen dari angka pertumbuhan ekonomi, sementara nilai konsumsi hanyalah 35 persen. Kurva yang tidak seimbang ini nantinya akan segera membuat investor pergi dari China.

Kedua, China memiliki populasi generasi tua yang terus bertambah, bahkan lebih cepat dari Jepang. Regenerasi yang diharapkan sulit tercapai jika sudah begini. Harapan 10 tahun ke depan China tak akan tercapai. China tak akan menjadi negara super power yang dominan di kawasan maupun seluruh dunia. China memang akan lebih kuat, tapi melalui jalan yang lama, tak pesat seperti yang diramalkan.

 Pernyataan diatas tidak lebih dari sekedar menyebar opini pesimistis bagi negara lain, agar keadidayaan Amerika Tidak luntur.

Pada kutipan laian diwawancara ini adalah menanggapi kekuatan militer China:
Teknologi militer China berkembang dengan pesat. Apakah ini akan menjadi ancaman bagi Amerika Serikat?

China saat ini tengah memperbaharui sistem pertahanan seiring dengan perkembangan ekonomi nasional mereka. Mereka telah menjadi negara lemah selama 150 tahun, sangat dimengerti jika China ingin memiliki pertahanan yang memadai.

Selama 600 tahun, China tidak punya angkatan laut. Hanya belakangan ini saja China mulai berambisi membangun armadanya. Keputusan ini diambil lantaran China tengah mengisi perekonomiannya dengan cara pengiriman logistik dan produk. Dengan dasar ini, sangat dimaklumi jika China ingin punya kemampuan baru dalam pertahanan laut.

Dalam perkembangannya, China memiliki beberapa kemampuan yang bisa jadi ancaman bagi AS. Contohnya, teknologi internet, anti satelit dan anti kapal perang. Namun AS menanggapi ini dengan bijak. Kami berusaha memilah antara ancaman dan peluang kerja sama, antara peluang kerja sama dan kompetisi. Kami harap kami lebih dapat bekerja sama daripada berkompetisi.
Kutipan diatas mengindikaskan ketakutan Amerika Serikat atas kekuatan militer China, Amerika Serikat lebih tertarik untuk menjalin kerja sama dari pada berkompetisi. Sebuah jalan aman yang di ambil AS. Jika benar merasa adidaya  Amerika Serikat menghadang pertumbuhan ekonomi China dengan pertumbuhan ekonomi negara mereka. Dan jika merasa polisi dunia hadang juga dong ketika China merampas pulau Shi Sha dari Vietnam setelah China tahu AS akan meninggalkan negara tersebut.

Pada 1968, China juga merebut pulau Nansha di kepulauan Spratly dari Vietnam, setelah tahu Rusia di bawah kepemimpinan Gorbachev akan memutuskan hubungan militer dengan negara itu. Keduanya direbut setelah Vietnam tidak lagi mendapatkan dukungan kekuatan dari luar. Pada tahun 1993, setelah Filipina menghentikan hubungan dengan AS, China mengambil beberapa wilayah Reef di kepulauan Spratly dari negara itu.
 referensi
http://fokus.vivanews.com/news/read/229578--asia-butuh-as-untuk-tandingi-china-



Tulisan Terkait :


Best Quote Today:
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Jika Anda menyukai tulisan diatas jangan lupa untuk klik tombol suka untuk berbagi dengan teman facebook Anda. Anda juga bisa membagikan tulisan ini di twitter dan jejaring sosial lainnya. Berbagi itu indah.
 
Indonesian Super League 10/11|Indonesian Best Brand Image|Tanggapan FBC Atas PIPA dan SOPA|Operator Seluler Indonesia|Facebook Application
Guest Book FBC|Barter Link - Sahabat FBC| Profil dan Biodata | Kunci Gitar
Protected by CopyRights & Intelectual Property 2009-2012