Taktik Mengatasi Devide et Impera Ala Sriwijaya FC

Sebagai lanjutan tulisan sebelumnya tentang adanya politik pecah belah atau devie et impera dalam sepakbola Indonesia. Kali ini saya akan mencoba menguak sedikit respon klub-klub yang dijadikan 'korban'.

Berbeda dari kebanyakan klub lain yang harus memutuskan salah satu mana jalan yang akan ditempuh, apakah ikut LPI atau LSI, dan beberapa lagi klub yang terpecah terus berusaha mengatasi masalah secara internal agar dapat fokus ke satu kompetisi. Sriwijaya FC ternyata lebih memilih ikut keduanya. Sebuah jalan aman yang diambil oleh manajemen sriwijaya fc.

Sebelumnya silahkan baca berita di detikcom dan komentar pembacanya disini . Sebenarnya komentar yang ada di awal banyak yang negatif dan menghujat Sriwijaya FC. Namun inilah jalan terbaik menurut saya selama masih ada dualisme kompetisi. Kenapa demikian?

Tentu saja Sriwijaya FC akan lolos dari sanski PSSI akibat berlaga di liga 'ilegal' versi PSSI sekarang (LSI). Bagaimana mau dapat sanski toh kenyataanya Sriwijaya FC juga sudah memutuskan ikut kompetisi LPI yang sekarang dilegalkan PSSI. Memang sih terkesan plin-plan dan tidak punya pendirian tapi ini tetap pilihan terbaik. Alasan Sriwijaya FC untuk tetap mengikuti kedua kompetisi ini juga tepat. Tujuannya tentu saja membuat kita semua setuju yaitu untuk memanjukan sepakbola Indonesia. Tidak ada salahnya 'kan?

Alasan lain yang membuat Sriwijaya FC, semakin mantap adalah dengan ada skuad dan pelatih berbeda dengan manajemen yang berbeda pula. Tentu saja ini sudah menjadi dua klub dengan nama sama. Sriwijaya FC akan menurunkan pemain muda di LPI dan pemain inti di LSI. Terkait dualisme ini, kasus di Sriwijaya sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada tim seperti Persija, Arema, dan Persebaya. Manajemen Sriwijaya sama sekali tidak terdengar ada konflik internal.

Jika suatu saat salah satu liga berhenti atau dihentikan maka Sriwijaya tidak akan pusing lagi dalam merekonsiliasi kedua Sriwijaya FC tersebut karena pada hakikatnya mereka tetap satu, namun secara hukum menjadi dua klub karena berada dibawah manajeman yang berbeda. Dengan tetap bertahannya Sriwijaya di LSI maka Sriwijaya masih memiliki rasa solidaritas antar sesama klub LSI musim lalu. Seperti kita ketahui bahwa klub LSI musim lalu mayoritas lebih memilih bertahan. Dengan mengikuti LPI berarti srwijaya fc telah mentaati aturan PSSI.

Saya rasa inilah taktik tepat menangkal taktik "devide et impera" yang menerpa Liga dan Klub.  Dan yang terpenting adalah manajemen harus selalu solid walaupun nantinya akan terlihat ada 2 klub berbeda dengan nama sama.



Tulisan Terkait :


Best Quote Today:
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Jika Anda menyukai tulisan diatas jangan lupa untuk klik tombol suka untuk berbagi dengan teman facebook Anda. Anda juga bisa membagikan tulisan ini di twitter dan jejaring sosial lainnya. Berbagi itu indah.
 
Indonesian Super League 10/11|Indonesian Best Brand Image|Tanggapan FBC Atas PIPA dan SOPA|Operator Seluler Indonesia|Facebook Application
Guest Book FBC|Barter Link - Sahabat FBC| Profil dan Biodata | Kunci Gitar
Protected by CopyRights & Intelectual Property 2009-2012