Adanya opsi beberapa pihak bahwa sebaiknya LPI dilebur saja ke LSI agar PSSI tidak diberi sanksi oleh FIFA karena tidak bisa "mengatasi" kompetisi diluar PSSI. Jika opsi ini terjadi maka ini sebuah "kesalahan terbesar" dunia sepak bola Indonesia. Ini benar-benar telah melanggar rasa keadilan dan fairplay.
Pertama, bayangkan saja apa yang akan terjadi dua tim "disersi" ISL Persema dan PSM akan kembali berlaga di ISL. Padahal klub tersebut telah "menciderai" semangat sportifitas kompetisi dengan memilih kengkang ke Liga Primer. Dua klub tersebut telah membuat beberapa klub lain kehilangan poin penting, termasuk semen padang fc.
Kedua, untuk berlaga di Liga Super Indonesia butuh perjuangan panjang mulai dari level paling bawah. Sementara tim-tim di Liga Primer Indonesia (Selain jebolan LSI) merupakan tim baru dibentuk pada saat akan mengikuti LPI. Seinstan itukah bisa main di LSI? bagaimana tanggapan tim anggota LSI?
Mungkin ini alternatif terbaik yang bisa diterima oleh perserta LSI, untuk mendapatkan pengakuan dari FIFA, LPI harus dilebur ke Divisi III
Namun pihak LPI juga belum tentu mau menerimanya.
Mantan Direktur Teknik PSM, Yopie Lumoindong, mengatakan sebaliknya lebih tepat jika pihak LPI fokus untuk mendapat pengakuan terlebih dahulu oleh federasi sepak bola internasional, FIFA. Salah satunya tentu pihak LPI harus rela memulai kompetisi dari Divisi III (phinisinews.com)
|
Tulisan Terkait : |
|
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
Jika Anda menyukai tulisan diatas jangan lupa untuk klik tombol suka untuk berbagi dengan teman facebook Anda. Anda juga bisa membagikan tulisan ini di twitter dan jejaring sosial lainnya. Berbagi itu indah.
